Senin, 12 November 2012

Geodipa adalah suatu organisasi atau wadah bagi para penggiat dan pecinta alam mahasiswa Teknik Geodesi UGM. Berdiri 25 Mei 1974

Seperti halnya alam, kehidupan ini tidak akan pernah usai sebelum dijelajahi sampai akhirnya menemukan hal-hal yang menakjubkan dan  mengejutkan. Seperti halnya  Gunung yang harus didaki, gua yang harus ditelusuri, sungai yang  harus diselami dan dinding batu  yang harus dipanjat untuk mencari kesenangan baru, pengalaman baru dan impian yang baru.

 

Video Geodipa : By Wafa GCK-174

GEODIPA (Geodesi Pecinta Alam) merupakan organisasi pecinta alam di Teknik Geodesi UGM. Lahir pada tanggal 25 Mei 1974 yang pada awalnya merupakan tempat menampung mahasiswa yang hobi dan belajar berenang, dimana pada saat itu banyak mahasiswa Geodesi yang diturunkan sebagai surveyor di luar Pulau Jawa sehingga harus bisa berenang karena banyak sekali medan yang berawa, sungai, bahkan lumpur hidup. Baru pada tahun 1996, Geodipa menyusun AD/ART dan sistem penomoran anggota dan pada tahun 1998 diadakan Diklatsar Geodipa sebagai media penerimaan anggota baru.

Geodipa mempunyai 4 divisi operasional, yakni Divisi Rimba Gunung, Divisi Air, Divisi Gua, dan Divisi Panjat. Masing-masing divisi memiliki program kegiatan. Divisi Rimba Gunung memiliki program pendakian gunung seperti Gn. Merbabu, Gn. Lawu, Gn. Gede Pangrango, Gn. Argopuro, dsb. Divisi Air memiliki program renang rutin dan pengarungan di sungai, sungai Elo misalnya. Divisi Gua, memiliki program penelusuran Gua Gilap, Gua Cerme, Gua Jomblang, dsb. Divisi Panjat memiliki program panjat tebing, di Siung, Parangndok, dsb. Selain itu, Geodipa juga memiliki program yang bersifat umum, seperti Fun Rafting, Caving Ceria, Pendakian Massal, Buka Bersama, dan lain sebagainya.

Ada 3 hal yang membuat Geodipa tetap eksis, yakni hobi, organisasi, dan ilmu pengetahuan. Geodipa terbentuk oleh hobi yaitu melakukan kegiatan di alam terbuka, karena kepuasan yang tak ternilai jika sebuah petualangan dilakukan dengan membawa harapan untuk tetap melestarikan alam dan mengagumi betapa besar kekuasaan Tuhan yang menciptakan alam seisinya. Kedua, organisasi, karena komunitas akan lebih teratur dan diakui ketika telah menjadi sebuah organisasi. Ketiga, ilmu pengetahuan, hal yang sangat penting bagi Geodipa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari kegiatan akademis ke dalam kegiatan di alam terbuka, dan menyikapi masalahh akademis dengan belajar dari alam. Atau istilahnya dikenal dengan 
Menggeodesikan Geodipa dan menggeodipakan Geodesi ..

Oleh : Wafa Ginanjar Putra GCK-174

0 komentar :

Posting Komentar